Rabu, 15 April 2020

Hubungan Antarkebudayaan

Guru Madrasah
Hubungan Antarkebudayaan
Pada dasarnya setiap kebudayaan mempunyai hubungan satu sama lain. Suatu kebudayaan tidak bisa tumbuh atau berkembang tanpa dukungan dari kebudayaan lain. Bahkan keberadaan kebudayaan yang satu mampu mengancam keberlangsungan kebudayaan lainnya.
 Pada dasarnya setiap kebudayaan mempunyai hubungan satu sama lain Hubungan Antarkebudayaan

Hubungan antarbudaya itu dapat terwujud dalam beberapa proses berikut ini;

1. Difusi
a. Pengertian difusi
Dalam kamus besar Indonesia, difusi merupakan proses penyebaran atau perembesan suatu unsur kebudayaan dari satu pihak kepada pihak lain. Haviuland menyatakan bahwa difusi adalah penyebaran kekuasaan atau adat istiadat dari kebudayaan yang satu kepada kebudayaan yang lain. Proses difusi berlangsung melalui teknik meniru atau imitasi. Dalam proses difusi manusia mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan.

b. Jenis difusi
Ada 2 jenis difusi, yakni sebagai berikut;
1) Difusi intramasyarakat
Difusi intramasyarakat adalah proses difusi yang terjadi dalam masyarakat itu sendiri. Difusi intramasyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini;
  • Suatu pengakuan bahwa unsur baru itu mempunyai kegunaan.
  • Unsur-unsur kebudayaan baru yang mempengaruhi diterima atau ditolak.
  • Suatu unsur baru yang berlawanan dengan fungsi unsur lama, kemungkinan besar tidak akan diterima.
  • Kedudukan dan peranan sosial dari individu penemu sesuatu yang baru mempengaruhi hasil penemuannya itu dengan mudah diterima atau tidak.
  • Pemerintah bisa membatasi proses difusi itu.
2) Difusi antarmasyarakat
Difusi antarmasyarakat adalah proses difusi yang terjadi antara masyarakat satu dengan masyarakat lain. Difusi antarmasyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut;
  • Adanya kontak antara masyarakat-masyarakat itu.
  • Kemampuan untuk mendemonstrasikan manfaat penemuan baru itu.
  • Pengakuan akan kegunaan penemuan baru itu.
  • Ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang menyaingi unsur-unsur itu.
  • Peranan masyarakat yang menyebarkan penemuan baru.
  • Paksaan bisa juga digunakan untuk menerima suatu penemuan baru.
c. Bentuk difusi
Ada 3 bentuk difusi, yakni sebagai berikut;
  • Symbiotic, yakni proses masuknya unsur kebudayaan ke atau dari masyarakat yang hidup berdampingan.
  • Penetration pasifique, yakni masuknya kebudayaan asing dengan cara damai dan tidak di sengaja serta tampa paksaan.
  • Penetration violente, yakni masuknya kebudayan asing dengan cara paksaan.
Proses difusi unsur-unsur kebudayaan lokal ke dalam kebudayaan nasional disebabkan 3 hal, yakni sebagai berikut;
  • Fungsinya sangat cocok dan sangat berguna bagi kehidupan masyarakat.
  • Unsur-unsur kebudayaan lokal mudah diterima atau diserap.
  • Unsur-unsur budaya lokal sangat digemari karena keindahan.

2. Akulturasi
a. Pengertian akulturasi
Akulturasi merupakan suatu proses perubahan di mana itu terjadi penyatuan kebudayaan yang berbeda, sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun bisa diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan sendiri.

Proses akulturasi berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama. Hal itu disebabkan karena adanya unsur-unsur kebudayaan asing yang diserap (diterima) secara selektif, dan ada unsur budaya asing yang tidak diterima atau ditolak. Sehingga proses perubahan kebudayaan melalui mekanisme akulturasi masih memperhatikan adanya unsur-unsur kepribadian yang asli. Syarat utama terjadinya akulturasi adalah adanya kontak sosial dan komunikasi antara dua kelompok masyarakat yang berbeda kebudayaan.

b. Faktor yang menyebabkan unsur budaya asing bisa diterima
  • Tidak ada hambatan geografis (isolasi geografis).
  • Kebudayaan asing memberi manfaat yang lebih besar bagi si pemakai.
  • Adanya persamaan dengan kebudayaan lama.
  • Adanya kesamaan pengetahuan dan keterampilan, sehingga mudah disesuaikan dengan masyarakat penerima.
  • Kebudayaan itu bersifat kebendaan.
Unsur-unsur budaya asing yang sukar diterima karena adanya faktor-faktor berikut;
  • Unsur budaya bersifat abstrak.
  • Kebudayaan itu kecil sekali manfaat atau gunanya, contohnya model pakaian.
  • Unsur-unsur kebudayaan itu sukar disesuaikan dengan keadaan masyarakat penerima.
c. Bentuk-bentuk akulturasi
  • Substitusi, yakni unsur budaya lama diganti dengan unsur budaya baru yang memberikan nilai lebih bagi para penggunanya.
  • Sinkretisme, yakni unsur-unsur budaya lama yang berfungsi berpadu dengan unsur-unsur budaya yang baru sedemikian serasinya sehingga membentuk sistem baru.
  • Adisi, yakni unsur budaya lama yang masih berfungsi ditambah unsur baru sehingga memberikan nilai lebih.
  • Dekulturasi, yakni unsur budaya lama hilang karena diganti dengan unsur baru.
  • Originasi, yakni masuknya kebudayaan baru yang sebelumnya belum dikenal oleh masyarakat sehingga menimbulkan perubahan besar bagi kehidupan.
  • Penolakan (rejection), yakni penolakan dari sebagaian anggota masyarakat yang tidak siap dan tidak menyetujui proses alkulturasi.

3. Asimilasi
a. Pengertian asimilasi
Asimilasi merupakan proses perubahan kebudayaan secara total, akibat membaurnya dua kebudayaan atau lebih sehingga ciri-ciri kebudayaan asli tidak tampak lagi. Sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan masing-masing berubah menjadi unsur kebudayaan campuran. Contoh, perkawinan campuran yakni perkawinan antara perempuan golongan tertentu dengan laki-laki dari golongan lain sehingga bercampurlah dua kebudayaan yang berbeda.

b. Faktor pendorong asimilasi
  • Adanya perbedaan di antara masing-masing pendukung kebudayaan, sehingga mereka saling melengkapi dan saling membutuhkan.
  • Adanya sikap saling menghargai orang asing dan kebudayaannya, saling mengakui kelemahan-kelemahan dan kelebihan-kelebihannya akan mendekatkan masyarakat yang menjadi pendukung kebudayaan-kebudayaan itu.
  • Adanya sikap yang terbuka dari golongan yang berkuasa di dalam masyarakat juga akan mempercepat asimilasi.
  • Adanya perkawinan campuran (amalgamasi) yang merupakan faktor yang paling menguntungkan bagi jalannya proses asimilasi.
  • Adanya persamaan unsur-unsur kebudayaan yang terdapat dalam masing-masing kebudayaan menyebabkan masyarakat pendukungnya merasa lebih dekat satu dengan lainnya sehingga akan memudahkan terjadinya asimilasi.
c. Faktor penghambat asimilasi
  • Sifat takut terhadap kebudayaan lain yang umumnya terjadi di antara masyarakat yang merasa rendah atau inferior dalam menghadapi kebudayaan luar yang lebih tinggi (superior).
  • Kurangnya pengetahuan kebudayaan yang menyebabkan sikap toleransi dan simpati yang kurang berkembang antara suku bangsa satu dan lainnya.
  • Perasaan superioritas yang besar pada individu-individu dari satu kebudayaan terhadap kebudayaan masyarakat lain.
  • Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat yang akan berakibat pada tidak adanya kebebasan untuk bergaul dengan masyarakat luar.
  • Adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan.
Demikianlah ulasan mengenai “Hubungan Antarkebudayaan”, yang pada kesempatan ini dapat dibahas dengan lancar dan semoga ulasan di atas dapat bermanfaat bagi para pengunjung dan pembaca. Terima kasih atas kunjungan anda dan baca ulasan lain, yang tersedia di .

*Rajinlah belajar demi Bangsa dan Negara, serta jagalah kesehatanmu!
*Semoga anda sukses!